| Awalnya
pak Herman hanya berniat untuk meruqyah rumahnya, karena anaknya sering
bangun tengah malam dan menangis. Maka ia pun menghubungi Klinik Ruqyah
Center Abu Albani dari no telp yang ia dapat melalui internet. Maka
sesuai waktu yang disepakati datanglah Team Ruqyah ketempat kediaman pak
Herman.
Konsultasi pun dimulai, pak Herman menceritakan tentang kegelisahan
anaknya yang berumur dua tahun yang selalu bangun tengah malam dan
menangis. Dari konsultasi tersebut juga ternyata pak Herman menceritakan
tentang pengalaman pribadinya yang mendengar bisikan yang selalu ia
dengar ketika ada orang jahat atau hal buruk akan terjadi kepada
dirinya. Bisikan itu kerap kali mengarahkan dirinya untuk menjauh dari
orang yang jahat kepadanya atau hal-hal buruk yang mengancam jiwanya.
Pak Herman juga mengatakan bahwa biasanya anak keturunan dari leluhurnya
selalu mendapat penjagaan dari khodam yang diturunkan oleh para
leluhurnya dan itu merupakan hal biasa. Bahkan pernah ketika ia pulang
kekampungnya beberapa orang kampung mengatakan bahwa ia selalu diikuti
oleh seekor Harimau besar.
Maka ruqyah pun dimulai, pertama-tama adalah rumah pak Herman. Abu
Albani merasakan bulu kuduknya merinding ketika meruqyah ruang tamu,
area tangga, dan kamar utama dilantai dua, yang menandakan adanya Jin
yang ada di ruangan tersebut. Alhamdulillah tidak ada hal aneh yang
terjadi yang menandakan tidak adanya perlawanan dari Jin ketika di usir
dengan ayat ruqyah dan percikan air zam-zam bercampur dengan daun sidr
disetiap sudut ruangan.
Setelah meruqyah rumah, abu Albani pun meruqyah anak pak Herman. Walau
pun menangis ketika diruqyah pak Herman tampak tenang mengamati anaknya
yang sedang di ruqyah. Setelah itu giliran pak Herman yang minta di
ruqyah, walau pun awalnya hanya untuk mendeteksi saja, apakah dirinya
mengalami gangguan Jin atau tidak. Beberapa ayat ruqyah terlantun dari
mulut ustad Abu Albani, pak herman terbaring sempurna tanda menandakan
belum mengalami tanda-tanda reaksi adanya gangguan. Setelah beberapa
lama tampak kaki dan tangannya mulai bergerak ringan, diteruskan oleh
kaki pak Herman yang tiba-tiba menjulang bergerak keatas dan mulai
berteriak-teriak ke arah abu Albani seraya memaki, maka asisten ruqyah
mulai memegangi kaki dan tangan pak Herman, untuk menghindari serangan
dan amukan pak Herman karena mulai mengamuk dan meronta.
Karena abu Albani hanya membawa satu orang asisten saja maka ruqyah pun
tidak bisa maksimal, karena terlalu sulit meredam pak Herman yang
meronta-ronta ketika diruqyah. Selanjutnya Pak Herman kami bawa ke
Klinik kami untuk melanjutkan ruqyahnya, disini banyak asisten kami yang
dapat meredam aksi pak Herman bila meronta. Ruqyah pun dilanjutkan, pak
Herman masih tetap seperti aksinya yang tadi ketika diruqyah, ia mulai
meronta hebat. Karena tidak tahan dengan ayat-ayat ruqyah yang dibacakan
abu Albani dan pukulan pada tempat-tempat dimana Jin berdiam diri di
tubuh pak Herman, nampaknya Jin itu mulai berdialog, Jin itu mengatakan
bahwa ia adalah Jin dari golongan Harimau yang diturunkan oleh leluhur
pak Herman yang bertugas untuk menjaga anak keturunannya. Abu Albani pun
menjawab bahwa ia tidak peduli dengan siapa Jin tersebut, yang ia
inginkan hanya ia keluar dari tubuh pak Herman. Tapi nampaknya Jin
tersebut tetap bertahan dan bungkam, maka abu Albani melanjutkan bacaan
ayat-ayat ruqyahnya dan memukul di tempat-tempat dimana Jin berdiam diri
pada tubuh manusia.
Akhirnya Jin tersebut pun tidak sanggup dengan lantunan ayat ruqyah dan
pukulan abu Albani, maka ia mencoba melunak dan mengatakan bahwa ia
tidak mengganggunya tapi ia hanya menjaganya, tetapi tetap tak bersedia
keluar dari tubuh pak Herman. Tanpa kompromi abu Albani pun melanjutkan
ruqyahnya hingga akhirnya tidak ada reaksi lagi yang muncul dari pak
Herman ketika dibacakan ayat ruqyah, menandakan sudah hilangnya Jin
tersebut dari tubuh pak Herman.
Semoga pak herman dapat melalui hari-harinya kini tanpa ada mahluk lain
didalam dirinya, dan senantiasa menjaga ibadahnya baik yang fardhu
maupun yang sunnah.
Wallahu ' Alam. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar